KELAS
KEMAMPUAN LAHAN WILAYAH KEPESISIRAN
TELUK
PACITAN
a. Penilaian dan Analisis Peta Jenis
Tanah
Setiap jenis tanah mempunyai potensi/tingkat
kemampuan yang berbeda untuk diusahakan. Penilaian dan analisis peta jenis
tanah dimaksudkan untuk mendeteksi/menentukan jenis-jenis tanah yang tersebar
di daerah penelitian kemudian diharkat menurut kelas kemampuannnya. Peta jenis
tanah dibuat dengan mendeliniasi satuan-satuan jenis tanah dari peta satuan
lahan Kabupaten Pacitan skala 1:50.000.
Peta jenis tanah wilayah kepesisiran Teluk Pacitan
dibuat dengan skala 1:28.000, dari peta tersebut dapat diketahui sebaran jenis
tanahnya. Hasil dari analisis peta jenis tanah ini digunakan sebagai data fisik
penentu kemampuan lahan. Data mengenai luas, klasifikasi, dan pengharkatan jenis
tanah dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Luas, Klasifikasi, dan Pengharkatan Jenis
Tanah
No.
|
Keterangan
|
Kelas
|
Harkat
|
Luas
(hektar)
|
% dari Luas Keseluruhan
|
1.
|
Aluvial
|
Baik
|
4
|
519,631
|
23,90
|
2.
|
Koluvial
|
Baik
|
4
|
111,039
|
5,11
|
3.
|
Latosol
|
Jelek
|
2
|
249,935
|
11,50
|
4.
|
Renzina
|
Jelek
|
2
|
232,975
|
10,72
|
5.
|
Mediteran
|
Sedang
|
3
|
201,715
|
9,28
|
6.
|
Regosol Kwarsik
|
Baik
|
4
|
41,774
|
1,92
|
7.
|
Laut
|
-
|
-
|
817,174
|
37,58
|
2174,243
|
100%
|
Sumber: Hasil Perhitungan dan
Analisis Data Tahun 2007
1)
Aluvial
Merupakan satuan jenis tanah yang mempunyai potensi
paling baik untuk pembangunan fasilitas fisik obyek wisata, sehingga diberi
harkat empat. Jenis tanah aluvial mempunyai luas 519,631 ha atau 23,90% dari
seluruh luas daerah penelitian.
2)
Koluvial
Merupakan satuan jenis tanah yang mempunyai potensi
paling baik untuk pembangunan fasilitas fisik obyek wisata, sehingga diberi
harkat empat. Jenis tanah koluvial mempunyai luas 111,039 ha atau 5,11% dari seluruh luas daerah penelitian.
3)
Latosol
Merupakan satuan jenis tanah yang mempunyai potensi
jelek untuk pembangunan fasilitas fisik obyek wisata, sehingga diberi harkat
dua. Jenis tanah latosol mempunyai luas 249,935
ha atau 11,50% dari seluruh luas daerah
penelitian.
4)
Renzina
Merupakan satuan jenis tanah yang mempunyai potensi
jelek untuk pembangunan fasilitas fisik obyek wisata, sehingga diberi harkat
dua. Jenis tanah renzina mempunyai luas 232,975 ha atau 10,72% dari
seluruh luas daerah penelitian.
5)
Mediteran
Merupakan satuan jenis tanah yang mempunyai potensi
sedang untuk pembangunan fasilitas fisik obyek wisata, sehingga diberi harkat
tiga. Jenis tanah mediteran mempunyai luas 201,715 ha atau 9,28% dari
seluruh luas daerah penelitian.
6)
Regosol Kwarsik
Merupakan satuan jenis tanah yang mempunyai potensi
paling baik untuk pembangunan fasilitas fisik obyek wisata, sehingga diberi
harkat empat. Jenis tanah regosol kwarsik mempunyai luas 41,774 ha
atau 1,92% dari seluruh luas daerah
penelitian.
7)
Laut
Menempati wilayah seluas 817,174 ha atau 37,58% dari
seluruh luas daerah penelitian. Satuan bentuk lahan ini tidak diberi harkat,
dan secara otomatis termasuk lahan dengan kelas kemampuan sangat rendah. Hal
ini dikarenakan tubuh perairan laut jika difungsikan untuk pendirian fasilitas
fisik obyek wisata mempunyai pembatas yang sangat berat dan pembatas tersebut
bersifat permanen.
Peta Jenis Tanah Wilayah Kepesisiran Teluk Pacitan.
b. Penilaian dan Analisis Peta
Kemiringan Lereng
Kecuraman lereng dapat mempengaruhi besarnya erosi
dan aliran permukaan. Asumsi secara teknis, pembangunan fasilitas fisik obyek
wisata akan lebih mudah dibuat di daerah yang relatif datar. Penilaian dan analisis
peta kemiringan lereng dimaksudkan untuk mendeteksi/menentukan tingkat
kelerengan lahan daerah penelitian kemudian diharkat menurut kelas
kemampuannnya. Peta kelerengan dibuat dengan mendeliniasi satuan-satuan
kelerengan lahan dari peta satuan lahan Kabupaten Pacitan skala 1:50.000.
Peta kelerengan wilayah penelitian dibuat dengan
skala 1:28.000. Hasil dari analisis peta kelerengan digunakan sebagai data
fisik penentu kemampuan lahan. Data mengenai luas, klasifikasi, dan
pengharkatan kelerengan lahan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Luas, Klasifikasi, dan Pengharkatan Kelerengan
Lahan
No.
|
Keterangan
Kelas Kelerengan
|
Tingkat
Kelerengan
|
Harkat
|
Luas
(hektar)
|
% dari Luas Keseluruhan
|
1.
|
Datar-Landai
|
0-15%
|
4
|
672,444
|
30,93
|
2.
|
Sedang-Berbukit
|
16-30%
|
3
|
660,571
|
30,38
|
3.
|
Sangat Curam
|
>65%
|
1
|
24,054
|
1,11
|
4.
|
Laut
|
-
|
-
|
817,174
|
37,58
|
2174,243
|
100%
|
Sumber: Hasil
Perhitungan dan Analisis Data Tahun 2007
1)
Lereng
datar – landai
Merupakan lahan dengan tingkat kelerengan 0 – 15%.
Lahan jenis ini mempunyai potensi paling baik untuk pembangunan fasilitas fisik
obyek wisata, sehingga diberi harkat empat. Lahan tipe ini mempunyai luas 672,444 ha atau 30,93%
dari seluruh luas daerah penelitian.
2)
Lereng
sedang – berbukit
Merupakan lahan dengan tingkat kelerengan 16 – 30%.
Lahan jenis ini mempunyai potensi sedang untuk pembangunan fasilitas fisik
obyek wisata, sehingga diberi harkat tiga. Lahan tipe ini mempunyai luas 660,571 ha atau 30,38%
dari seluruh luas daerah penelitian.
3)
Lereng
sangat curam
Merupakan lahan dengan tingkat kelerengan > 65%.
Lahan jenis ini mempunyai potensi sangat jelek untuk pembangunan fasilitas
fisik obyek wisata, sehingga diberi harkat satu. Lahan tipe ini mempunyai luas 24,054 ha atau 1,11%
dari seluruh luas daerah penelitian.
4)
Laut
Menempati wilayah seluas 817,174 ha atau 37,58% dari
seluruh luas daerah penelitian. Satuan bentuk lahan ini tidak diberi harkat, dan
secara otomatis termasuk lahan dengan kelas kemampuan sangat rendah. Hal ini
dikarenakan tubuh perairan laut jika difungsikan untuk pendirian fasilitas
fisik obyek wisata mempunyai pembatas yang sangat berat dan bersifat permanen.
Peta Kelerengan Wilayah Kepesisiran Teluk Pacitan.
c. Penilaian dan Analisis Peta
Kedalaman Efektif Tanah
Tingkat kedalaman efektif tanah secara teknis
mempengaruhi kwalitas bangunan fisik obyek wisata. Semakin tebal lapisan tanah
maka semakin baik untuk pembuatan pondasi bangunan. Penilaian dan analisis peta
kedalaman efektif tanah dimaksudkan untuk mendeteksi/menentukan tingkat ketebalan
tanah daerah penelitian kemudian diharkat menurut kelas kemampuannnya. Peta kedalaman
efektif tanah dibuat dengan mendeliniasi satuan-satuan kedalaman efektif tanah
dari peta satuan lahan Kabupaten Pacitan skala 1:50.000.
Peta kedalaman efektif tanah daerah penelitian
dibuat dengan skala 1:28.000. Hasil dari analisis peta kedalaman efektif tanah
digunakan sebagai data fisik penentu kemampuan lahan. Data mengenai luas,
klasifikasi, dan pengharkatan kedalaman efektif tanah dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel
Luas, Klasifikasi, dan Pengharkatan Kedalaman Efektif Tanah
No.
|
Kelas Kedalaman Efektif Tanah
|
Tingkat
Kedalaman
|
Harkat
|
Luas
(hektar)
|
% dari Luas Keseluruhan
|
1.
|
Dalam
|
>90 cm
|
4
|
561,405
|
25,82
|
2.
|
Sedang
|
50-90 cm
|
3
|
111,039
|
5,11
|
3.
|
Dangkal
|
25-50 cm
|
2
|
451,650
|
20,77
|
4.
|
Sangat Dangkal
|
<25 cm
|
1
|
232,975
|
10,72
|
5.
|
Laut
|
-
|
-
|
817,174
|
37,58
|
2174,243
|
100%
|
Sumber: Hasil
Perhitungan dan Analisis Data Tahun 2007
1)
Kelas dalam
Merupakan lahan dengan tingkat kedalaman tanah >90
cm. Lahan jenis ini mempunyai potensi paling baik untuk pembangunan fasilitas
fisik obyek wisata, sehingga diberi harkat empat. Lahan tipe ini mempunyai luas
561,405 ha atau 25,82%
dari seluruh luas daerah penelitian.
2)
Kelas sedang
Merupakan lahan dengan tingkat kedalaman tanah
antara 50 cm sampai 90 cm. Lahan jenis ini mempunyai potensi sedang untuk
pembangunan fasilitas fisik obyek wisata, sehingga diberi harkat tiga. Lahan
tipe ini mempunyai luas 111,039 ha atau 5,11% dari seluruh luas daerah penelitian.
3)
Kelas
dangkal
Merupakan lahan dengan tingkat kedalaman tanah
antara 25 cm sampai 50 cm. Lahan jenis ini mempunyai potensi jelek untuk pembangunan
fasilitas fisik obyek wisata, sehingga diberi harkat dua. Lahan tipe ini
mempunyai luas 451,650 ha atau 20,77% dari seluruh luas daerah penelitian.
4)
Kelas
sangat dangkal
Merupakan lahan dengan tingkat kedalaman tanah <25
cm. Lahan jenis ini mempunyai potensi paling jelek untuk pembangunan fasilitas
fisik obyek wisata, sehingga diberi harkat satu. Lahan tipe ini mempunyai luas 232,975 ha atau 10,72%
dari seluruh luas daerah penelitian.
5)
Laut
Menempati wilayah seluas 817,174 ha atau 37,58% dari
seluruh luas daerah penelitian. Satuan bentuk lahan ini tidak diberi harkat,
dan secara otomatis termasuk lahan dengan kelas kemampuan sangat rendah. Hal
ini dikarenakan tubuh perairan laut jika difungsikan untuk pendirian fasilitas
fisik obyek wisata mempunyai pembatas yang sangat berat dan pembatas tersebut
bersifat permanen.
Peta Kedalaman Efektif Tanah Wilayah Kepesisiran
Teluk Pacitan.
d. Penilaian dan Analisis Peta Bahaya
Erosi
Lahan yang memiliki tingkat kerentanan tinggi
terhadap bahaya tanah longsor maka tidak baik untuk didirikan bangunan fisik diatasnya.
Penilaian dan analisis peta kerawanan tanah longsor dimaksudkan untuk
mendeteksi/menentukan tingkat kerawanan bahaya tanah longsor daerah penelitian
kemudian diharkat menurut kelas kemampuannnya. Peta kerawanan tanah longsor
dibuat dengan mendeliniasi satuan-satuan wilayah rawan tanah longsor dari peta wilayah
rawan banjir dan longsor Kabupaten Pacitan skala 1:50.000.
Peta kerawanan tanah longsor daerah penelitian
dibuat dengan skala 1:28.000. Hasil dari analisis peta kerawanan tanah longsor
digunakan sebagai data fisik penentu kemampuan lahan. Data mengenai luas,
klasifikasi, dan pengharkatan bahaya erosi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel
Luas, Klasifikasi, dan Pengharkatan Bahaya Erosi
No.
|
Kelas Kepekaan Erosi
|
Harkat
|
Luas
(hektar)
|
% dari Luas
Keseluruhan
|
1.
|
Sangat Tinggi
|
1
|
24,054
|
1,11
|
2.
|
Tinggi
|
2
|
233,999
|
10,76
|
3.
|
Menengah
|
3
|
426,572
|
19,62
|
4.
|
Rendah
|
4
|
672,444
|
30,93
|
5.
|
Laut
|
-
|
817,174
|
37,58
|
2174,243
|
100%
|
Sumber: Hasil
Perhitungan dan Analisis Data Tahun 2007
1)
Tingkat kerawanan sangat tinggi
Merupakan lahan yang sangat rentan terhadap bahaya
tanah longsor. Lahan jenis ini mempunyai potensi sangat jelek untuk pembangunan
fasilitas fisik obyek wisata, sehingga diberi harkat satu. Lahan tipe ini
mempunyai luas 24,054 ha atau 1,11% dari seluruh luas daerah penelitian.
2)
Tingkat kerawanan tinggi
Merupakan lahan yang rentan terhadap bahaya tanah
longsor. Lahan jenis ini mempunyai potensi jelek untuk pembangunan fasilitas
fisik obyek wisata, sehingga diberi harkat dua. Lahan tipe ini mempunyai luas 233,999 ha atau 10,76%
dari seluruh luas daerah penelitian.
3)
Tingkat kerawanan menengah
Merupakan lahan dengan tingkat kerawanan sedang
terhadap bahaya tanah longsor. Lahan jenis ini mempunyai potensi cukup baik
untuk pembangunan fasilitas fisik obyek wisata, sehingga diberi harkat tiga.
Lahan tipe ini mempunyai luas 426,572 ha atau 19,62% dari seluruh luas daerah penelitian.
4)
Tingkat kerawanan rendah
Merupakan lahan yang paling aman dari bahaya tanah
longsor. Lahan jenis ini mempunyai potensi sangat baik untuk pembangunan
fasilitas fisik obyek wisata, sehingga diberi harkat empat. Lahan tipe ini
mempunyai luas 672,444 ha atau 30,93% dari seluruh luas daerah penelitian.
5)
Laut
Menempati wilayah seluas 817,174 ha atau 37,58% dari
seluruh luas daerah penelitian. Satuan bentuk lahan ini tidak diberi harkat,
dan secara otomatis termasuk lahan dengan kelas kemampuan sangat rendah. Hal
ini dikarenakan tubuh perairan laut jika difungsikan untuk pendirian fasilitas
fisik obyek wisata mempunyai pembatas yang sangat berat dan pembatas tersebut
bersifat permanen.
Peta Bahaya Erosi (Kerawanan Tanah Longsor) Wilayah Kepesisiran Teluk Pacitan.
e. Penilaian dan Analisis Peta
Kerawanan Banjir
Lahan yang memiliki tingkat kerentanan tinggi
terhadap bahaya banjir maka tidak baik untuk didirikan bangunan fisik
diatasnya. Penilaian dan analisis peta kerawanan banjir dimaksudkan untuk mendeteksi/menentukan
tingkat kerawanan bahaya banjir daerah penelitian kemudian diharkat menurut
kelas kemampuannnya. Peta kerawanan banjir dibuat dengan mendeliniasi
satuan-satuan wilayah rawan banjir dari peta wilayah rawan banjir dan longsor
Kabupaten Pacitan skala 1:50.000.
Peta kerawanan banjir daerah penelitian dibuat
dengan skala 1:28.000. Hasil dari analisis peta kerawanan banjir digunakan
sebagai data fisik penentu kemampuan lahan. Data mengenai luas, klasifikasi,
dan pengharkatan kerawanan banjir dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel
Luas, Klasifikasi, dan Pengharkatan Kerawanan Banjir
No.
|
Kelas Kerawanan Banjir
|
Harkat
|
Luas
(hektar)
|
% dari Luas Keseluruhan
|
1.
|
Tinggi
|
1
|
7,254
|
0,33
|
2.
|
Sedang
|
2
|
198,301
|
9,12
|
3.
|
Rendah
|
3
|
429,344
|
19,75
|
4.
|
Tidak Pernah
|
4
|
684,624
|
31,49
|
5.
|
Sungai
|
1
|
37,546
|
1,73
|
6.
|
Laut
|
-
|
817,174
|
37,58
|
2174,243
|
100%
|
Sumber: Hasil
Perhitungan dan Analisis Data Tahun 2007
1)
Tingkat
kerawanan tinggi
Merupakan lahan yang sangat rentan terhadap bahaya
banjir. Lahan jenis ini mempunyai potensi sangat jelek untuk pembangunan
fasilitas fisik obyek wisata, sehingga diberi harkat satu. Lahan tipe ini
mempunyai luas 7,254 ha atau 0,33% dari seluruh luas daerah penelitian.
2)
Tingkat
kerawanan sedang
Merupakan lahan yang rentan terhadap bahaya banjir.
Lahan jenis ini mempunyai potensi jelek untuk pembangunan fasilitas fisik obyek
wisata, sehingga diberi harkat dua. Lahan tipe ini mempunyai luas 198,301 ha atau 9,12%
dari seluruh luas daerah penelitian.
3)
Tingkat
kerawanan rendah
Merupakan lahan yang memiliki potensi bahaya banjir
sangat kecil. Lahan jenis ini mempunyai potensi cukup baik untuk pembangunan
fasilitas fisik obyek wisata, sehingga diberi harkat tiga. Lahan tipe ini
mempunyai luas 429,344 ha atau 19,75% dari seluruh luas daerah penelitian.
4)
Daerah
yang tidak pernah kebanjiran
Merupakan lahan yang dalam periode satu tahun, tanahnya
tidak pernah mengalami kebanjiran selama lebih dari 24 jam. Lahan jenis ini
mempunyai potensi sangat baik untuk pembangunan fasilitas fisik obyek wisata, sehingga
diberi harkat empat. Lahan tipe ini mempunyai luas 684,624
ha atau 31,49% dari seluruh luas daerah
penelitian.
5)
Sungai
Menempati wilayah seluas 37,546 ha atau 1,73% dari
seluruh luas daerah penelitian. Satuan bentuk lahan ini diberi harkat satu, karena
termasuk lahan dengan tingkat kerawanan banjir yang tinggi.
6)
Laut
Menempati wilayah seluas 817,174 ha atau 37,58% dari
seluruh luas daerah penelitian. Satuan bentuk lahan ini tidak diberi harkat,
dan secara otomatis termasuk lahan dengan kelas kemampuan sangat rendah. Hal
ini dikarenakan tubuh perairan laut jika difungsikan untuk pendirian fasilitas
fisik obyek wisata mempunyai pembatas yang sangat berat dan pembatas tersebut
bersifat permanen.
Peta Kerawanan Banjir Wilayah Kepesisiran Teluk
Pacitan.
1.
Deskripsi
Kelas Kemampuan Lahan
Identifikasi kelas kemampuan lahan dilakukan
berdasarkan input dari data-data penentu kelas kemampuan lahan. Data-data
penentu kelas kemampuan lahan yang dimaksud adalah hasil penjumlahan dari pengharkatan
variabel-variabel jenis tanah, kemiringan lereng, kedalaman efektif tanah, bahaya
erosi (kerawanan tanah longsor), dan kerawanan banjir.
Peta kelas kemampuan lahan daerah penelitian dibuat
dengan skala 1:28.000. Pengklasifikasian kemampuan lahan dibagi menjadi empat
kelas, yaitu kelas I (kemampuan tinggi), kelas II (kemampuan sedang), kelas III
(kemampuan rendah), dan kelas IV (kemampuan sangat rendah). Data mengenai luas
per kelas kemampuan lahan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Luas per Kelas Kemampuan Lahan
No.
|
Kelas
|
Kriteria
|
Luas
(hektar)
|
% dari Luas Keseluruhan
|
1.
|
I
|
Tinggi
|
672,451
|
30,93
|
2.
|
II
|
Sedang
|
659,508
|
30,33
|
3.
|
III
|
Rendah
|
25,110
|
1,15
|
4.
|
IV
|
Sangat Rendah
|
817,174
|
37,58
|
2174,243
|
100%
|
Sumber: Hasil
Perhitungan dan Analisis Data Tahun 2007
a.
Kelas I
Merupakan lahan dengan kriteria kemampuan tinggi.
Lahan jenis ini mempunyai potensi sangat baik untuk pembangunan fasilitas fisik
obyek wisata. Lahan tipe ini mempunyai luas 672,45
ha atau 30,93% dari seluruh luas daerah
penelitian.
b.
Kelas II
Merupakan lahan dengan kriteria kemampuan sedang.
Lahan jenis ini mempunyai potensi cukup baik untuk pembangunan fasilitas fisik
obyek wisata. Lahan tipe ini mempunyai luas 659,508
ha atau 30,33% dari seluruh luas daerah penelitian.
c.
Kelas III
Merupakan lahan dengan kriteria kemampuan rendah.
Lahan jenis ini mempunyai potensi jelek untuk pembangunan fasilitas fisik obyek
wisata. Lahan tipe ini mempunyai luas 25,110
ha atau 1,15% dari seluruh luas daerah
penelitian.
d.
Kelas IV
Merupakan lahan dengan kriteria kemampuan sangat
rendah. Lahan jenis ini mempunyai potensi sangat jelek untuk pembangunan
fasilitas fisik obyek wisata. Lahan tipe ini mempunyai luas 817,174 ha atau 37,58%
dari seluruh luas daerah penelitian dan sebagian besar merupakan tubuh perairan
laut. Hal ini dikarenakan tubuh perairan laut jika difungsikan untuk pendirian
fasilitas fisik obyek wisata mempunyai pembatas yang sangat berat dan pembatas
tersebut bersifat permanen.
Peta Kelas Kemampuan Lahan Wilayah Kepesisiran Teluk
Pacitan.